KNWES.id, SAMARINDA – Setelah berbulan-bulan menjadi sorotan publik, penanganan kerusakan fender Jembatan Mahakam akhirnya menunjukkan perkembangan. Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur, Sabaruddin Panrecalle, menyatakan bahwa dua perusahaan yang terlibat dalam insiden tabrakan pada 26 Februari lalu kini telah mengambil langkah pertanggungjawaban.
Hal tersebut disampaikan Sabaruddin dalam rapat dengar pendapat bersama Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim yang digelar di Gedung E DPRD Kaltim, Rabu (26/11/2025).
Ia menilai, penjelasan dalam rapat tersebut menjawab keraguan masyarakat terkait kelanjutan penanganan kerusakan jembatan.
“Ya, jadi kami mau menyampaikan kepada kawan-kawan kita mencoba me-rewind kembali tanggal 26 Februari berapa bulan yang lalu pasca insiden tertabraknya Mang Vender jembatan Mahakam itu ditindak lanjutin tanggal 28 Februari yang dijanjikan oleh kita semuanya sehingga kekhawatiran dari publik masyarakat Kalimantan Timur dianggap bahwa ini tidak ada follow-up-nya. Hari ini terjawab,” kata Sabaruddin.
Ia memaparkan bahwa insiden tersebut melibatkan PT 7 Samudra dan PT Energi Samudera Logistic. Keduanya sebelumnya dinilai kurang kooperatif, namun perkembangan terbaru menunjukkan komitmen yang lebih jelas dari masing-masing pihak.
“PT Energi Samudera Logistic telah sempurna, telah bertanggung jawab dan telah menyelesaikan proses pengerjaannya. Kedua, PT 7 Samudra yang menabrak dengan vender, hari ini sudah capaian bertanggung jawab dan bahkan ada kontraktornya,” ujarnya.
Sabaruddin menyebut BBPJN Kaltim saat ini melakukan pengawasan ketat terhadap proses perbaikan. Progres pekerjaan telah mencapai 6,23 persen, termasuk pengawasan konsultan serta persiapan kontraktor untuk tahapan pemasangan pancang.
Komisi II DPRD Kaltim pun dijanjikan akan kembali dilibatkan saat proses pemasangan dimulai.
Ia juga mengungkapkan bahwa kendala koordinasi yang sempat terjadi dipicu oleh pergantian pejabat di lingkungan BBPJN. Hal tersebut berdampak pada terhambatnya alur komunikasi antar pihak.
“Pada saat pergantian roaming jabatan baru, di sinilah kita terputus komunikasi. Hari ini kita menyampaikan bahwa tolong komunikasi ini berjalan dengan baik supaya publik, masyarakat Kalimantan Timur juga update informasinya,” tegasnya.
Terkait target penyelesaian, Sabaruddin menjelaskan bahwa waktu pengerjaan telah diatur dalam kontrak yang berlaku.
“Kontraknya itu 180 hari. Oktober kemarin, dan diperkirakan di tahun depan. Januari ya. Januari Februari insyaallah,” jawabnya.
Selain itu, kepadatan lalu lintas Sungai Mahakam juga menjadi tantangan tersendiri dalam proses pemasangan pancang. Untuk mengatasi hal tersebut, koordinasi lintas instansi akan diperkuat dengan melibatkan KSOP, Pelindo, serta Dinas Perhubungan.
“Ini adalah keluhan-keluhannya supaya arus pengawasan ini arus lalu lintas Sungai Mahakam… bisa berjalan dengan baik,” ucapnya.
Sabaruddin turut menegaskan perbedaan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh dua perusahaan tersebut. PT Energi Samudera Logistic hanya menyentuh bagian pir, sedangkan PT 7 Samudra menabrak langsung fender dan dolphin utama yang berfungsi sebagai pelindung struktur jembatan.
“Sekarang kan sama sekali kosong. Tidak ada sama sekali vender-nya itu. Ini yang kita khawatirkan kalau terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan ini langsung tidak ada vender langsung menghantui jembatan,” tutupnya.
(Adv)













