KUKAR – Festival Erau, yang telah ada sejak abad ke-12 Masehi, terus menjadi bagian integral dari budaya lokal Kalimantan Timur (Kaltim).
Menurut Wakil Ketua DPRD Kaltim, Muhammad Samsun, menjaga dan melestarikan Erau adalah tanggung jawab bersama sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia.
Muhammad Samsun menegaskan bahwa Erau, sebagai bagian dari budaya lokal Kaltim, memiliki nilai dan arti penting bagi bangsa Indonesia.
Festival Erau tidak hanya merupakan tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat untuk merayakan dan menghargai warisan nenek moyang serta kearifan lokal Kaltim.
“Erau itu bagian dari budaya lokal Kaltim, ya. Memang sudah ada sejak dulu. Namun, tetap dilestarikan hingga saat ini,” ujar Muhammad Samsun.
Menurutnya, Erau membawa pelajaran dalam menghormati warisan nenek moyang dan kearifan lokal yang masih relevan dalam zaman modern.
Dalam era globalisasi, menjaga akar budaya dan tradisi menjadi kewajiban untuk mempertahankan identitas suatu bangsa.
Muhammad Samsun memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan Festival Erau setiap tahun sebagai upaya untuk menjaga adat dan budaya Kutai agar tetap hidup dan berkembang.
Ia mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yang berperan aktif dalam melestarikan budaya lokal seperti Erau.
“Alhamdulillah kita berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yang terus menjaga dan melestarikan budaya-budaya Nusantara. Khususnya budaya lokal seperti Erau dan sebagainya,” ungkap Muhammad Samsun.
Dalam pandangan politikus PDI Perjuangan ini, upaya pelestarian budaya sangat penting karena tanpa budaya, sebuah bangsa akan kehilangan identitasnya.
Erau memberikan inspirasi kuat untuk pemeliharaan tradisi, dan pemerintah serta masyarakat Kaltim serius dalam menjaga kelestarian budaya ini sebagai contoh bagi daerah lain di Indonesia.