SAMARINDA – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Salehuddin, menegaskan bahwa peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kunci utama dalam upaya mengatasi kemiskinan di provinsi tersebut.
Salehuddin juga mengkritik indikator kemiskinan yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan bahwa indikator tersebut tidak adil bagi masyarakat Kaltim.
Menurutnya, kemiskinan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan masyarakat, seperti kekurangan pangan dan gizi, keterbelakangan pendidikan, kriminalitas, dan kerusakan lingkungan.
“Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan ini, diperlukan peran aktif dari pemerintah dan masyarakat,” ungkap Salehuddin.
Ia menekankan bahwa peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan manusia menjadi kunci dalam mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan.
Salehuddin menyatakan bahwa pemerintah provinsi harus memberikan fasilitas atau ruang yang maksimal bagi pembinaan SDM, termasuk melalui kerja sama dengan dunia usaha di Kaltim.
Pengembangan SDM, menurutnya, dapat dilakukan melalui berbagai cara, termasuk peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Saat ini, Kaltim belum memiliki proses yang jelas dalam meningkatkan SDM, terutama menghadapi tantangan sebagai Ibu Kota Negara (IKN),” ujarnya.
Ia juga menyoroti angka kemiskinan di Kaltim yang sebagian besar disumbang oleh masyarakat urban yang bermigrasi ke beberapa daerah kabupaten/kota.
Salehuddin menekankan pentingnya kesepakatan indikator kemiskinan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota, mengkritik indikator yang dianggap tidak relevan dengan keunikan masyarakat Kaltim.
Terakhir, Salehuddin mengajak semua stakeholder, termasuk perusahaan di Kaltim, untuk berkontribusi dalam mengatasi kemiskinan.
Ia mencontohkan program bedah rumah yang melibatkan perusahaan sebagai salah satu upaya nyata dalam pengentasan kemiskinan.
“Perusahaan di Kaltim harus meningkatkan kontribusinya dalam mengentaskan kemiskinan, misalnya dengan menyalurkan program rumah layak huni,” tuturnya.