Lalu Lintas Batu Bara Membeludak di Sungai Mahakam, PAD Masih Seret, DPRD Kaltim Minta Hitungan Ulang Potensi Triliunan

Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis

KNWES.id, SAMARINDA – Ramainya aktivitas kapal tongkang batu bara di Sungai Mahakam kembali menjadi perhatian publik setelah sebuah video viral beredar di media sosial. Tayangan tersebut memunculkan kembali diskusi lama mengenai besarnya potensi ekonomi sungai terbesar di Kalimantan Timur yang dinilai belum memberi dampak sepadan bagi pendapatan daerah.

Video yang diunggah akun Instagram @kaltiminfo_id pada Selasa (2/12/2025) telah disaksikan lebih dari 199 ribu kali. Rekaman itu memperlihatkan kepadatan lalu lintas tongkang yang hampir tak pernah berhenti melintasi Sungai Mahakam sebagai jalur utama pengangkutan batu bara dan komoditas lainnya.

Di balik intensitas kegiatan industri tersebut, muncul pertanyaan besar dari masyarakat terkait kontribusi nyata alur Mahakam terhadap kas daerah. Banyak pihak menilai bahwa pemanfaatan sungai yang begitu masif belum berbanding lurus dengan penerimaan yang diperoleh.

Data dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kaltim mencatat penerimaan negara bukan pajak dari sektor ini hanya sekitar Rp395 miliar per tahun. Angka tersebut dinilai jauh dari potensi ekonomi Sungai Mahakam yang setiap hari dilalui kapal-kapal bermuatan besar.

Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, menyampaikan bahwa kondisi ini menunjukkan perlunya pembaruan regulasi agar daerah memiliki ruang lebih luas dalam mengelola dan memaksimalkan potensi alur sungai.

Menurutnya, Mahakam merupakan aset strategis yang seharusnya memberi manfaat langsung bagi kesejahteraan masyarakat.
“Dari analisis dokumen PAD pemanfaatan alur sungai, nilainya bisa mencapai Rp2,3 sampai Rp2,5 triliun per hari,” ujar Ananda, Minggu (30/12/2025).

Perbedaan mencolok antara potensi ekonomi dan penerimaan aktual itu, menurut Ananda, wajar menimbulkan tanda tanya di tengah masyarakat. Ia menilai kondisi tersebut sebagai peluang besar yang belum dikelola secara optimal oleh pemerintah daerah.

Lebih jauh, Ananda memandang bahwa jika potensi Sungai Mahakam benar-benar dimaksimalkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka berbagai kebutuhan dasar masyarakat dapat dibiayai dengan lebih baik. Mulai dari pendidikan gratis, layanan kesehatan yang terjangkau, hingga percepatan pembangunan infrastruktur.

Ia bahkan membayangkan pembiayaan jaringan jalan tol terintegrasi yang menghubungkan Balikpapan–Samarinda, berlanjut ke Bontang dan Berau, lalu kembali terhubung ke Balikpapan, sebagai salah satu contoh dampak nyata jika potensi Mahakam dikelola secara serius dan berkelanjutan.

“Saya harap potensi ini bisa benar-benar digarap sebagai PAD dari alur Sungai Mahakam,” pungkasnya. (Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *